Tuesday, March 2, 2010

Being Personal Financial Planner

U-Mag January 2010 Edition

Bukan Membuat Bahtera Nuh

Jika Anda yakin kiamat tak akan datang pada 2012, mulailah berinvestasi untuk masa depan yang lebih cerah.
------

Banyak resolusi baru terucap saat menjalani pergantian tahun. Salah satunya, ingin lebih kaya daripada tahun sebelumnya. Harapan yang wajar tapi bersyarat. Syaratnya hanya dua: rajin menabung dan berinvestasi.

Oh ya, menabung memang sudah diajarkan sejak kita kecil. Masalahnya, sebagian besar orang menabung untuk membangun bahtera Nuh: berjaga-jaga seandainya ada keperluan mendadak di kemudian hari. Kini ubahlah cara berpikir defensif seperti itu dan berusahalah lebih ofensif. Bukankah pertahanan terbaik adalah menyerang? Pertaruhkan uang Anda agar bisa berkembang lebih besar.

Menurut konsultan keuangan Ligwina Hananto, tak sulit menjadi orang kaya asal rajin menyisihkan penghasilan setiap bulan untuk tabungan dan investasi. Jangan berpikir harus sedia dana besar. “Berapa pun penghasilan per bulan, sisakan 10-30 persen untuk investasi rutin setiap bulan,” katanya.

Jumlah tak penting. Perencana keuangan keluarga lulusan Financial and Marketing, Curtin University of Technology Pert Western, Australia, ini menyarankan agar melihat kembali tujuan investasi: jangka pendek, menengah, atau panjang. Maksudnya, Anda harus memperkirakan berapa lama Anda ingin menggunakan hasil investasi untuk keperluan tertentu.

Tujuan investasi jangka pendek, artinya Anda ingin mewujudkan mimpi kurang dari lima tahun. Misalnya, ingin membeli mobil tahun depan. Lain soal pendidikan. Jika anak Anda saat ini duduk di bangku sekolah dasar dan Anda bercita-cita menguliahkan anak di luar negeri, artinya Anda punya tujuan jangka menengah alias 5-15 tahun. Lebih dari 15 tahun, Anda tergolong pemilik tujuan investasi jangka panjang. Contohnya, beli rumah di kawasan bergengsi. “Masing-masing tujuan investasi itu akan mempengaruhi pemilihan instrumen investasinya,” kata ibu dua anak ini.

Untuk tujuan investasi jangka pendek, pilih saja tabungan, deposito, atau reksa dana pendapatan tetap atau campuran, sebagai tempat menyimpan uang dengan risiko yang relatif minim. Kenapa harus reksa dana? Sebab, produk investasi yang satu ini adalah dana para investor yang dikumpulkan manajer investasi untuk diputar di pasar uang. “Jika ada selisih harga di pasar dengan harga pembelian perdana, investor akan menikmati,” kata Wina. Hingga saat ini pun, produk ini belum dikenai pajak.

Jika memiliki tujuan investasi 5-15 tahun, Wina menyarankan memilih reksa dana pasar uang, reksa dana terproteksi, atau obligasi. Sebab, instrumen investasi yang berbasis obligasi pemerintah atau perusahaan ini memiliki tingkat spekulasi tinggi terhadap tingkat pengembalian (yield) dengan risiko yang tak tergolong tinggi.

Bagi yang masih memiliki kesempatan lebih dari 15 tahun untuk mewujudkan cita-citanya, perempuan yang membuka bisnis perencana keuangan sejak 2003 ini mengusulkan agar berinvestasi lewat reksa dana berbasis harga saham. Sebab, jenis reksa dana inilah yang menawarkan high profit (keuntungan besar) meski memiliki risiko tinggi (high risk). “Apalagi kondisi bursa dunia tengah membaik pasca-diterjang krisis global,” kata perempuan berkerudung ini.

Selain berfokus pada tabungan dan investasi, Wina menambahkan, sebaiknya Anda juga memutar dana “menganggur” atau dana cadangan yang sejatinya digunakan untuk keperluan tak terduga. Dana cadangan ini lebih baik digunakan untuk berbisnis, bermain saham, atau belanja properti.

Yang paling aman adalah main tanah (properti). Harga properti tak pernah turun. Masalahnya, keuntungannya juga tidak bisa gila-gilaan, harus sabar. Jika Anda tipe orang yang tak suka main aman dan pengambil risiko, bolehlah bermain saham atau berbisnis. Keduanya memiliki keuntungan besar, tapi juga risiko tinggi. Jika bisnis tak laku, perputaran uang pun mandek. Pun jika saham yang dibeli anjlok harganya. Bukan keuntungan di depan mata, alamat duit tak kembali.

Jika Anda begitu nekat hingga berani menggunakan dana cadangan untuk dipertaruhkan di bursa dan dagangan, berarti Anda siap jika dana tersebut lenyap bagaikan angin. “Tidak perlu ditangisi jika Anda yakin bisa me-refill-nya,” kata dia.

DIAH AYU CANDRANINGRUM

No comments: