Tuesday, March 2, 2010

Berinvestasi Emas

U-Mag March 2010 Edition

Investasi nan Mulia

Selain simbol status, emas layak diinvestasikan. Nilainya stabil, likuid, dan relatif aman.
***

Mari kita bicara tentang emas, tapi bukan emas perhiasan. Biarlah istri atau pasangan Anda yang menyimpan perhiasan itu di laci lemari mereka. Pria tak menyimpan--apalagi memakai--kalung dan gelang emas. Selain itu, perhiasan emas tak dapat dijadikan investasi. Ada biaya pembuatan perhiasan, belum lagi perubahan selera pada saat beli dan jual sehingga modelnya tak lagi disukai. Akibatnya, harga jual menjadi lebih rendah.

Lalu apa yang harus disimpan? Ada banyak. Jika Anda ingin memiliki bentuk fisiknya, silakan pilih emas batangan atau koin emas--seperti halnya Paman Gober. Tapi, kalau khawatir menyimpan emas beneran, belilah sertifikat emas, tabungan emas, reksa dana dengan underlying perusahaan pertambangan emas, atau kontrak berjangka komoditas emas. Untuk yang terakhir ini, yang Anda simpan hanya kertas, tapi keuntungannya tak kurang dari menyimpan emas betulan.

Dari semua varian tadi, yang paling umum menjadi instrumen investasi adalah emas batangan atau lantakan (gold bar) berkadar 22 karat (95 persen) atau 24 karat (99 persen). Jenis ini dianggap paling baik karena kapan pun dan di mana pun Anda jual, harganya mengikuti harga internasional. Pilihan berikutnya koin emas. Sayang, jumlahnya terbatas dan agak sulit dijumpai di pasar.

Investasi emas putih tidak disarankan, karena emas putih dibentuk dari emas kuning (75 persen) plus platina. Emas kuning dibentuk dari emas ditambah kuningan.

Apa untungnya investasi emas? Pertama, soal harganya yang terus naik. Sepanjang 2009, harga emas sudah menanjak 55 persen. Hingga awal Februari 2010, harga logam mulia ini masih terus meningkat tajam.

Kedua, universal. Tak seperti mata uang yang terbatas, emas bersifat universal. Artinya, mau Anda hidup di belahan dunia mana pun, emas selalu bernilai: suplai emas terbatas dan permintaan tak terbatas yang membuat harganya semakin hari semakin naik. Nilai emas pun cenderung stabil dan tak ada efek inflasi.

Keuntungan lain, harga emas internasional selalu dipatok dalam dolar Amerika. Jadi, kalau terjadi pelemahan nilai tukar dolar, ada dua keuntungan yang diperoleh: selisih harga dolar dan kenaikan harga emas itu sendiri.

Konsultan investasi emas, Mohamad Ihsan Palaloi, punya alasan lain, yaitu aman. Berbeda dengan investasi lain yang penuh risiko, emas bisa diandalkan untuk masa depan. “Mulailah berinvestasi emas untuk kebutuhan anak-anak di masa mendatang,” dia menganjurkan.

Selain itu, emas sangat likuid, bisa dicairkan kapan saja Anda mau. Misalnya Anda ingin berbisnis tapi belum menemukan yang cocok. Nah, sambil belajar mengamati bisnis yang sesuai dengan bakat, silakan Anda menyimpan emas. Jika sudah siap, jual saja emas tersebut untuk modal usaha. Atau, jika suatu saat butuh dana cepat, bawa saja emas ke pegadaian sebagai agunan. Dijamin Anda akan pulang dengan segepok uang di tangan.

Diah Ayu Candraningrum

**

Agar Emas Tak Jadi Loyang

Ada sejumlah kiat agar emas Anda tetap berjaya dan tak melorot jadi loyang alias jatuh harga tak keruan. Di antaranya:

1. Membeli
- Anda bisa membeli emas mulai 1 gram hingga 1.000 gram. Makin berat emas yang dibeli, harga per gramnya lebih murah.
- Anda bisa membeli emas batangan atau koin emas di toko emas, di seluruh cabang pegadaian dalam lelang, di gerai PT Aneka Tambang Logam Mulia Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia di Jakarta atau Surabaya. Juga di money changer tertentu.
- Saat membeli, perhatikan sertifikat logam mulia Aneka Tambang: karat 99.99 (berarti 24 karat) dan bukan 99.98; serta cocokkan nomor pengenal di sertifikat dengan nomor logam mulia.
- Cek harga emas setiap hari di http://logammulia.com.


2. Menyimpan
- Pilih tempat penyimpanan di rumah yang aman dan tersembunyi.
- Jika tak percaya diri menyimpan emas di rumah, sewa kotak pengaman di bank. Hampir setiap cabang bank menyediakan layanan ini dengan tarif sekitar Rp 400 ribu sampai Rp 1 juta per tahun untuk ukuran small-medium.
- Hati-hati menyimpan emas batangan dan koin emas. Tak boleh jatuh, penyok, atau cuil. Selain tak bisa diperbaiki, akan menurunkan harga jual.
- Gunakan pelapis khusus saat menyimpan emas batangan dan koin emas. Ada kemungkinan teroksidasi oleh udara atau berubah warna.

3. Menjual
- Silakan bawa kembali emas batangan atau koin emas Anda ke Aneka Tambang, pegadaian, atau toko emas.
- Kembalilah ke tempat Anda membeli jika kuitansinya masih ada.
- Transaksi penjualan emas mirip menukar uang di money changer. Emas Anda akan dicek kondisinya dan dibeli sesuai dengan harga real time pukul 09.00-12.00.
- Dibanding tempat lain, menjual emas di Aneka Tambang bisa mendongkrak harga. Hanya prosedurnya agak lebih rumit.
- Kapan saat paling tepat menjual emas? Tak ada acuan pasti. Tapi harga emas berbanding terbalik dengan nilai tukar dolar. Artinya, semakin rendah nilai tukar dolar, harga emas akan naik. Begitupun sebaliknya. Ancar-ancar ini bisa sekadar jadi petunjuk tentang waktu yang tepat untuk melepas koleksi logam mulia Anda.

Diah Ayu Candraningrum

Tips Ber-IPO

U-Mag February 2010 Edition

Untung Bisa Diraih

Inilah petuah Kepala Riset Recapital Securities Poltak Hotradero tentang dua manfaat investasi saham perdana. Pertama, keuntungan dari capital gain atau perubahan harga saham. Kedua, pembagian dividen atau bagian dari laba bersih perusahaan saban tahun.

---

Tip Membeli Saham Perdana:

1. Kenali.
Setiap perusahaan akan mempublikasikan prospektus singkat di beberapa surat kabar nasional sebelum IPO. Isinya seputar riwayat perusahaan, tujuan IPO, penggunaan dana hasil IPO, dan laporan keuangan perusahaan itu selama tiga tahun terakhir. Dari prospektus ini, bisa ketahuan rekam jejak serta prospek perusahaan itu.

2. Bukan menalangi utang.
Sebaiknya, jangan membeli saham perusahaan yang akan menggunakan dana IPO untuk membayar utang. Pilihlah perusahaan yang memakai duit itu untuk membiayai rencana pengembangan usaha. Jadi uang kita bisa berkembang.

3. Siapa “wedding organizer”-nya?
Cari tahu perusahaan penjamin emisi (underwriter) untuk perusahaan yang akan go public. Tugas underwriter mirip wedding organizer, yakni menangani segala urusan tetek-bengek, dari proses awal IPO hingga saham itu tercatat di bursa.

4. Bedah perutnya.
Sebelum IPO, perusahaan wajib menggelar ekspose atau paparan publik. Hajatan yang mirip konferensi pers ini merupakan kesempatan bagus untuk membedah isi perut perusahaan itu. Tanyalah underwriter kapan acara ini dilaksanakan.

5. Mulai memesan.
Setelah ekspose publik, perusahaan--dibantu penjamin emisi--biasanya menggelar masa penawaran. Saat itulah Anda bisa membeli saham perdana. Pemesanan dan pembeliannya kepada penjamin emisi dan agen-agen penjual yang sudah ditunjuk (co-underwriter). Tapi belum tentu Anda bisa memperoleh semua saham itu sesuai dengan jumlah pesanan. Apalagi jika saham itu laris manis dan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed.

6. Taksir harganya.
Takarlah harga saham perdana: mahal atau murah. Harga tinggi belum tentu mahal. Sebaliknya, harga rendah tak selalu murah. Salah satu rumusnya: rasio harga saham dibagi laba bersih perusahaan atau price to earning ratio (PER). Bandingkan rasio yang diperoleh dengan perusahaan lain yang sudah lebih dulu masuk bursa dan bagus.

7. Dapatkan diskon.
Biasanya, perusahaan dan penjamin emisi selalu memberikan harga diskon saat IPO.

8. Jual saja kalau sudah naik.
Hampir semua saham IPO di Bursa Efek Indonesia mencetak kenaikan harga saham pada hari pertama perdagangan di pasar sekunder. Jika Anda tergolong tipe investor agresif yang ingin menangguk untung lewat capital gain, begitu membeli saham IPO di pasar perdana, langsung saja jual saham itu ketika sudah “beraksi” di pasar sekunder.

9. Atau simpan saja.
Kalau Anda termasuk golongan investor konservatif dan memiliki horizon investasi jangka panjang, silakan terus menyimpan saham IPO hingga bertahun-tahun. Tak akan rugi. Saham Adaro, misalnya, harganya sudah naik 100 persen hanya dalam waktu dua tahun.

Diah Ayu Candraningrum

Kejar IPO, Yuks...

U-Mag February 2010 edition


Sambarlah Saham dari Panci

Membeli saham di pasar perdana adalah salah satu cara menjadi pemilik perusahaan tanpa harus repot-repot menjadi karyawan.

***

Jika ingin bermain saham, inilah cara gampang mendapat untung: belilah saham segar saat ia baru keluar dari panci. Kalau sekarang Anda membeli saham PT Adaro Energy Tbk. di bursa, harga selembarnya Rp 2.000. Minimal pembelian 500 saham (1 lot). Artinya, diperlukan uang Rp 1 juta untuk mengempit 500 saham Adaro saat ini.

Ada cara lebih murah untuk membeli saham tersebut, yaitu ketika Adaro pertama kali masuk bursa dengan menggelar penawaran umum saham perdana ke publik. Istilah asingnya initial public offering (IPO). Dua tahun lalu, ketika Adaro masuk bursa, harga selembar sahamnya masih Rp 1.100. Jadi, Anda cukup merogoh kocek Rp 550 ribu untuk memperoleh 500 saham Adaro kala itu.

Nah, dalam dua tahun, investasi Anda sudah berlipat dua kali. Nominal keuntungan yang diperoleh kian membengkak kalau jumlah saham yang dibeli lebih banyak lagi. Karena itulah banyak orang memburu saham IPO atau saham perdana. Mereka rela antre dan berdesakan demi menyambar saham tangan pertama.

Biasanya, perusahaan yang sudah stabil dan transparan akan memutuskan menjadi perusahaan publik. Perusahaan ini akan menjual sebagian sahamnya ke masyarakat dan mencatatkan sahamnya di bursa. Ada beragam alasan perusahaan go public.

Salah satunya: agar perusahaan lebih transparan karena dimiliki pula oleh publik. Ada juga yang ingin mencari dana murah dari masyarakat untuk pengembangan usaha, ekspansi, atau pembayaran utang.

Nah, selamat berburu saham IPO, yang biasanya banyak bertebaran di awal tahun!

DIAH AYU CANDRANINGRUM

Being Personal Financial Planner

U-Mag January 2010 Edition

Bukan Membuat Bahtera Nuh

Jika Anda yakin kiamat tak akan datang pada 2012, mulailah berinvestasi untuk masa depan yang lebih cerah.
------

Banyak resolusi baru terucap saat menjalani pergantian tahun. Salah satunya, ingin lebih kaya daripada tahun sebelumnya. Harapan yang wajar tapi bersyarat. Syaratnya hanya dua: rajin menabung dan berinvestasi.

Oh ya, menabung memang sudah diajarkan sejak kita kecil. Masalahnya, sebagian besar orang menabung untuk membangun bahtera Nuh: berjaga-jaga seandainya ada keperluan mendadak di kemudian hari. Kini ubahlah cara berpikir defensif seperti itu dan berusahalah lebih ofensif. Bukankah pertahanan terbaik adalah menyerang? Pertaruhkan uang Anda agar bisa berkembang lebih besar.

Menurut konsultan keuangan Ligwina Hananto, tak sulit menjadi orang kaya asal rajin menyisihkan penghasilan setiap bulan untuk tabungan dan investasi. Jangan berpikir harus sedia dana besar. “Berapa pun penghasilan per bulan, sisakan 10-30 persen untuk investasi rutin setiap bulan,” katanya.

Jumlah tak penting. Perencana keuangan keluarga lulusan Financial and Marketing, Curtin University of Technology Pert Western, Australia, ini menyarankan agar melihat kembali tujuan investasi: jangka pendek, menengah, atau panjang. Maksudnya, Anda harus memperkirakan berapa lama Anda ingin menggunakan hasil investasi untuk keperluan tertentu.

Tujuan investasi jangka pendek, artinya Anda ingin mewujudkan mimpi kurang dari lima tahun. Misalnya, ingin membeli mobil tahun depan. Lain soal pendidikan. Jika anak Anda saat ini duduk di bangku sekolah dasar dan Anda bercita-cita menguliahkan anak di luar negeri, artinya Anda punya tujuan jangka menengah alias 5-15 tahun. Lebih dari 15 tahun, Anda tergolong pemilik tujuan investasi jangka panjang. Contohnya, beli rumah di kawasan bergengsi. “Masing-masing tujuan investasi itu akan mempengaruhi pemilihan instrumen investasinya,” kata ibu dua anak ini.

Untuk tujuan investasi jangka pendek, pilih saja tabungan, deposito, atau reksa dana pendapatan tetap atau campuran, sebagai tempat menyimpan uang dengan risiko yang relatif minim. Kenapa harus reksa dana? Sebab, produk investasi yang satu ini adalah dana para investor yang dikumpulkan manajer investasi untuk diputar di pasar uang. “Jika ada selisih harga di pasar dengan harga pembelian perdana, investor akan menikmati,” kata Wina. Hingga saat ini pun, produk ini belum dikenai pajak.

Jika memiliki tujuan investasi 5-15 tahun, Wina menyarankan memilih reksa dana pasar uang, reksa dana terproteksi, atau obligasi. Sebab, instrumen investasi yang berbasis obligasi pemerintah atau perusahaan ini memiliki tingkat spekulasi tinggi terhadap tingkat pengembalian (yield) dengan risiko yang tak tergolong tinggi.

Bagi yang masih memiliki kesempatan lebih dari 15 tahun untuk mewujudkan cita-citanya, perempuan yang membuka bisnis perencana keuangan sejak 2003 ini mengusulkan agar berinvestasi lewat reksa dana berbasis harga saham. Sebab, jenis reksa dana inilah yang menawarkan high profit (keuntungan besar) meski memiliki risiko tinggi (high risk). “Apalagi kondisi bursa dunia tengah membaik pasca-diterjang krisis global,” kata perempuan berkerudung ini.

Selain berfokus pada tabungan dan investasi, Wina menambahkan, sebaiknya Anda juga memutar dana “menganggur” atau dana cadangan yang sejatinya digunakan untuk keperluan tak terduga. Dana cadangan ini lebih baik digunakan untuk berbisnis, bermain saham, atau belanja properti.

Yang paling aman adalah main tanah (properti). Harga properti tak pernah turun. Masalahnya, keuntungannya juga tidak bisa gila-gilaan, harus sabar. Jika Anda tipe orang yang tak suka main aman dan pengambil risiko, bolehlah bermain saham atau berbisnis. Keduanya memiliki keuntungan besar, tapi juga risiko tinggi. Jika bisnis tak laku, perputaran uang pun mandek. Pun jika saham yang dibeli anjlok harganya. Bukan keuntungan di depan mata, alamat duit tak kembali.

Jika Anda begitu nekat hingga berani menggunakan dana cadangan untuk dipertaruhkan di bursa dan dagangan, berarti Anda siap jika dana tersebut lenyap bagaikan angin. “Tidak perlu ditangisi jika Anda yakin bisa me-refill-nya,” kata dia.

DIAH AYU CANDRANINGRUM

Berkarya Di U-Mag

Sejak bulan Desember 2009 lalu, saya berkarya di sebuah majalah bulanan berisi gaya hidup pria milik Grup Tempo Media. Masih di perusahaan yang sama dengan perusahaan yang saya masuki sejak 2002 lalu, hanya kali ini majalah ini fokus ke gaya hidup pria.

Namanya Majalah U. Nggak ngerti siapa U yang dimaksud disini. Tapi yang jelas, setiap bulannya, saya harus mengisi lebih dari lima rubrikasi diantaranya hobi, uang dan investasi, kuliner, bugar, isi ruang, kota dan cerita utama. Campur-campur deh.

Nah, dari semua rubrikasi yang paling saya minati adalah saat mencari-cari ide untuk tulisan "Uang Pintar". Mengapa? Karena hanya di rubrik itulah saya bisa dealing with people from business and marketing, something that I really interested about. Meski isi ruang juga menarik karena agak bersinggungan dengan pendidikan kesarjanaan saya. Lainnya? So-so lah hahaha...

Supaya hasil kerja saya nggak mubadzir, ijinkan saya mem-posting tulisan2 yang telah saya buat di blog ini. Biar blog-nya nggak sepi-sepi amat. Sedih saya kalo ngelongok sesekali hahaha... Karena bulan ini adalah bulan ke-4 saya bekerja disini (majalah baru di perusahaan lama-red), maka yang saya bisa sajikan baru beberapa. Semoga bermanfaat deh...